LAMINITIS PADA KUDA JANTAN
(Peserta Magang di JJ Stable)
Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu spesies modern
mamalia dari genus Equus. Kuda sering dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari salah
satunya berkaitan erat dengan manusia yang berperan dalam transportasi (kuda delman, kuda
tunggang, dan pengangkut barang). Sehingga dapat dikatakan kaki kuda menjadi salah satu
factor utama dalam mendukung pemanfaatan tersebut dan perlu adanya manajemen kesehatan
yang baik.
Salah satu penyakit yang sering menyerang kuda antara lain laminitis. Laminitis
merupakan peradangan kuku kuda yang mendukung tulang pedal untuk tetap berada pada
posisi normal (Morrison, 2004). Laminitis dapat terjadi karena pemberian karbohidrat yang
berlebih yang akan meningkatkan produksi asam laktat yang dapat membunuh mikroflora
normal pencernaan dan menghasilkan endotoksin yang dapat merusak lamina kuku. Laminitis
menimbulkan rasa tidak nyaman pada kuku, kepincangan, perubahan struktur kuku, dan
reproduksi. Gejala yang dialami antara lain terjadi pembengkakan kaki, kuda tidak mampu
berdiri, terdapat ulcer, abses.
Pada kasus di lapangan peradangan kuku pada jaringan sering tidak tampak saat
dilakukan pemeriksaan sehingga perlu adanya diagnose penunjang menggunakan radiografi.
Penggunaan radiografi khususnya x ray pada kuku dapat mengidentifikasi derajat rotasi dan
abnormalitas pada tulang phalanx III akibat kasus laminitis, namun juga dapat mengawal
perkembangan persembuhan kasus laminitis. Pengambilan gambar x-ray dilaukan dari lateral
view dengan menggunakan marker berupa kawat lurus yang dipasang sepanjang dinding kuku.
Besar Kilo Volt Peak (kVp) dan mAs disesuaikan dengan objek yang diamati dan setelah
generator x-ray.
Pengobatan Laminits
Penanganan laminitis kronis dilakukan dengan pemotongan kuku di bagian heel karena
aliran darah di coronary band bagian heel lebih besar dan tetap menjaga bentuk toe tetap normal
agar dapat melakukan pergerakan dengan baik. Pemotongan kuku dan penapalan dilakukan
setiap dua minggu sekali oleh farrier dengan ladam yang digunakan adalah reverse shoe. Selain
itu, pemberian antiinflamasi seperti flunixin dan phenilbutazone oral selama satu bulan dapat
diikuti pemberian obat pencegah gastric ulcer. Pemberian suplemen kuku yang mengandung
biotin, methionine, dan zinc dilakukan dua kali sehari. Pelet tidak diberikan sementtara, diberi
alas kandang tebal, kompres dingin, dan diistirahatkan total. Pengecekan rutin dilakukan tiga
bulan kemudian dengan melakukan hal yang sama.
Daftar Pustaka
Damayanti, P. 2017. Mengenal Laminitis pada Hewan Ternak. Diakses pada tanggal 14
Februari 2022 di https://bbibsingosari.ditjenpkh.pertanian.go.id/mengenal-laminitispada-hewan-ternak/
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat. 2022. Laminitis pada Kuda
Pejantan Pemerintah Kota Bukittinggi. Diakes pada tanggal 14 Februari 2022 di
http://disnak.sumbarprov.go.id/info/detil/104/laminitis-pada-kuda-pejantan–
pemerintah-kota-bukittinggi-(fort-de-kock-hill).html
Morrison, S. 2004 Foot Management. Clinical Techniques in Equine Practice. 3(1).71-82.
Widyananta, B.J., Fathiyah, F.D., Hidayat, W.N. 2018. Radiografi sebagai Alat Penunjang
Diagnosa dan Kontrol Persembuhan Laminitis pada Kuda. ARSHI. 2(3):47-48.
Baca Juga : JJ stable Tempat Privat Berkuda di Jogja