Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Parasit Cacing Nematoda Pada Saluran Pencernaan Kuda (Equus caballus)

Parasit Cacing Nematoda Pada Saluran Pencernaan Kuda (Equus caballus)
Oleh : Risha Putri A.

(Peserta Magang JJ Stable)

Cacing nematoda merupakan salah satu kelompok cacing yang berdistribusi luas pada
kuda. Dampak infeksi cacing nematoda pada kuda diantaranya dapat menyebabkan anemia,
nafsu makan menurun, kuda mengalami penurunan berat badan secara derastis, serta akan
terlihat kusam dan rambut rontok.

Berbagai jenis cacing nematoda pada kuda juga dapat  bersifat zoonosis. Cacing nematoda yang umum menyerang kuda diantaranya berasal dari spesies Strongylus spp. Trichostrongylus spp, Oesophagostomum spp, Cyathostoma spp.
(Pratama dkk, 2021)

Parasit cacing merupakan salah satu bahaya besar yang dapat menurunkan performa
kuda. Dalam penelitian Ratnawati (2004), jenis cacing parasit pada saluran pencernan kuda
delman pada hasil penelitan tersebut menunjukan bahwa jenis-jenis nematoda yang menyerang
kuda yaitu tipe strongyloid, oxyurid, dan ascarid, dengan tingkat prevalensi 87%.

Infeksi nematoda sering tidak menunjukan gejalah klinis yang khas, gejala klinis biasanya muncul
pada saat infeksi telah kronis atau jumlah nematoda parasit meningkat secara signifikan pada
daerah predileksi (Taylor, et al., 2015)

Pada jurnal penelitian milik (Prawira dkk, 2017) dengan menggunakan 100 sampel
feses kuda, ditemukan 87 sampel positif terinfeksi telur cacing nematoda.

Setelah dilakukan identifikasi didapatkan 3 spesies cacing nematoda yaitu tipe Strongyl, Oxyuris equi dan Parascaris equorum.Infeksi cacing paling tinggi didapatkan berasal dari cacing tipe Strongyl
dengan prevalensi sebesar 87%. Kemudian prevalensi spesies Oxyuris equi 34% dan
Parascaris equorum 4%.

Gambar A) telur cacing tipe Strongyl. B) Oxyuris equi. C) Parascaris equorum
(Prawira dkk., 2017)

Tingginya prevalensi cacing tipe Strongyl diantaranya dikarenakan telur cacing tipe
strongyl memiliki siklus hidup larva stongyl pada pagi hari akan naik kepermukaan rumput
bersama dengan air embun, dan turun ke dasar menghindari suhu panas pada siang hari (David,
2012). Apabila peternak atau kuda merumput pada pagi hari maka kuda bisa saja tidak sengaja
memakan larva Strongyl. Selain itu David (2012) juga menyebutkan bahwa tingginya infeksi
nematoda juga dapat bergantung pada umur, jenis kelamin dan kondisi tubuh.

Baca Juga : Tempat Kursus Berkuda Jogja

Faktor lain yang berperan penting dalam infeksi strongyl adalah keadaan suhu lingkungan, dalam suhu yang hangat telur Strongyl bisa menetas dan menjadi larva infektif dalam waktu 3 hari. Hal ini sesuai
dengan penelitian Setiawan et al. (2014) pada kuda didaerah Lombok yang memiliki suhu
berkisar 180 -320C yang angka prevalensinya 98%.

Gejala klinis yang ditimbulkan dari infeksi cacing Strongylus spp. adalah diare, demam,
edema, anoreksia, penurunan berat badan. Pada spesies Strongylus vulgaris gejala yang
ditimbulkan dapat berupa anemia, kondisi dan kinerja yang buruk, berbagai tingkat kolik,
kepincangan sementara, stasis usus, jarang terjadi ruptur usus dan kematian. (Taylor et al.,
2015)

Tingginya prevalensi infeksi cacing nematoda pada saluran pencernaan dapat
dikarenakan pemeliharaan yang masih menggunakan sistem tradisional yaitu melepas kuda di
padang pengembalaan serta tidak adanya tindakan pemberian obat cacing (Prawira dkk, 2017).

Selain itu tingginya prevalensi cacing nematoda pada kuda juga dapat disebabkan oleh
kebersihan kendang yang buruk. Kebersihan yang buruk memungkinkan cacing untuk
melanjutkan siklus hidupnya dan menyebar dengan mudah.

Kandang selalu basah dari kotoran ternak yang tidak dibuang atau dikeluarkan dari area kandang, dan drainase yang buruk di area kandang dapat menciptakan genangan air. Semua faktor tersebut mendukung keberhasilan siklus hidup cacing nematoda. (Pratama dkk, 2021).

Referensi:
David, K. H. 2012. Controlling Internal Parasites of Horse. Columbia : University Extension
Pratama, I.H., Supriadi, Janah, M., Agustin, A. L. D. 2021. Deteksi Telur Nematoda
Gastrointestinal Pada Feses Kuda (Equus caballus) Cidomo di Pasar Kecamatan
Empang Sumbawa. Mandalika Veterinary Journal, 1(1)
Prawira, S. Y., Apsari, I. A. P., Widyastuti, S. K. 2017. Identifikasi dan Prevalensi Nematoda
Saluran Pencernaan Kuda Lokal (Equus caballus) di Kecamatan Moyo Hilir
Sumbawa. Indonesia Medicus Veterinus, 6(3):206-212
Ratnawati, E. H. 2004. Kejadian Infeksi Parasit Saluran Pencernaan Pada Kuda Delman di
Kota Bogor. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Institut Pertanian
Bogor
Setiawan, D. K., Dwinata, I. M., Oka, I. B. M. 2014. Identifikasi Jenis Cacing Nematoda pada
Saluran Gastrointestinal Kuda Penarik Cidomo di Kecamatan Selong Lombok
Timur. Indonesia Medicus Veterinus, 3(5): 351-358.
Taylor, W. A., Coop, R.L., Wall, R.L. 2015. Veterinary parasitology 4th Edition. New York :
WILEY Blackwell.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Silahkan Chat WA 085755997700