Pentingnya Pemberian Obat Cacing pada Kuda
Oleh Sukma Mahardhika Parmanta Putri
Cacing merupakan parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada kuda. Hampir setiap kuda memiliki cacing dalam tubuhnya dan dapat menyebar dari satu kuda ke kuda yang lainnya. Akan tetapi penting untuk diingat bahwa bagi kuda, memiliki parasit di dalam tubuhnya merupakan hal normal bahkan sebagian kuda tetap sehat dengan parasitnya. Umumnya kuda dengan investasi cacing di dalam tubuhnya akan menunjukkan gejala seperti turunnya berat badan, kelesuan fisik hingga akhirnya menurunkan performa kuda. Lebih buruknya lagi bisa terjadi serangan diare yang memicu dehidrasi yang dapat menyebabkan kematian pada kuda. Strongylus sp. dan Ascaris equorum merupakan contoh cacing yang biasanya terdapat pada tubuh kuda. Infeksi kedua spesies tersebut dapat menyebabkan penyakit seperti kolik. Sedangkan infeksi spesies lainnya pada saluran cerna kuda dapat menyebabkan diare, sakit mulut, dan buncit pada bagian perut kuda. Rasa sakit dapat timbul apabila populasi cacingnya sangat tinggi. Perawatan tambahan penting diterapkan untuk menurunkan tekanan infeksi cacing pada kuda, yaitu dengan pemberian obat cacing Waktu pemberian obat cacing pada kuda bermacam-macam tetapi pada umumnya obat cacing diberikan setiap 2-3 bulan sekali. Sementara itu, untuk kuda yang telah menderita cacingan cukup parah dapat diberi obat satu bulan sekali. Kemudian untuk pemberian obat cacing menggunakan random dewormer yang dirotasi harus mulai dihentikan karena tidak efektif. Cacing yang berada di dalam tubuh kuda bermacam-macam dan memiliki siklus hidup yang berbeda pula sehingga pemberian obat cacing tidak boleh selalu sama. Hal tersebut karena saat deworming tidak semua spesies cacing dapat tereliminasi dari tubuh dan apabila diberi obat yang sama maka cacing yang tidak tereliminasi akan beradaptasi dan akan resisten terhadap kandungan jenis obat tertentu saat diberikan kembali. Oleh karena itu, diperlukan jenis kandungan obat yang berbeda agar spesies cacin yang tertinggal dapat teriliminasi juga. Sebelum pengobatan dilakukan, perlu diketahui target spesies yang akan di eliminasi. Dengan begitu pengobatan yang diterapkan dapat bekerja dengan optimal. Metode yang dapat dilakukan adalah dengan Fecal Egg Count Test (FEC)/ pemeriksaan Telur Cacing Tiap Gram Tinja (TTGT). Dengan menggunaan metode tersebut maka spesies cacing dengan populasi yang tinggi di dalam tubuh kuda dapat dieliminasi. Obat-obatan yang biasa digunakan untuk pengobatan penyakit cacing antara lain fenbendazole, ivermectin, moxidectin, praziquantel, dan pirantel. Kemudian untuk dosis obat,
Baca Juga : 17 Manfaat Berkuda
seorang dokter hewan akan memberikannya sesuai dengan berat badan kuda. Pengobatan akan menjadi tidak efektif apabila dosis yang diberikan kurang dan malah memicu resistensi obat. Pemberian obat lebih baik dilebihkan daripada dikurangi karena sebagian besar obat cacing aman untuk digunakan. Pemberian obat cacing sendiri pada kuda dapat dilakukan dengan alat suntik atau dapat juga dalam bentuk pellet.
Adapun pengobatan secara herbal salah satunya adalah dengan pemberian pinang atau jambe secara rutin. Untuk produk herbal pinang serbuk Anda bisa dapatkan dengan mudah dan hemat di UD Juragan Jamu Jogja.
Referensi :
Apriliawati, E., Mufasirin, Wurlina, Hastutiek, P., Suwanti, L. T., dan Tehupuring, B. C. (2019). Prevalensi dan Tingkat Infeksi Nematoda pada Saluran Gastrointestinal Kuda (Equus caballus) di Kabupaten Bangkalan Madura. Dalam Journal of Parasite Science, 3(2). 83-88. Yang bias diakses dari : http://repository.unair.ac.id Yuriadi, Tjahajati, I., Indarjulianto, S., dan Widiyono, I. (2019). Studi Efikasi Duramectin, Oxfendazole, Piperazine, dan Pyrantel pamoate terhadap cacing Gastrointestina; pada kuda di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Sain Veteriner. 37(1). 112-120. Diakses dari : http://journal.ugm.ac.id
